Apakah K-pop Membuat Orang Melupakan Budaya Indonesia?

Apakah K-pop Membuat Orang Melupakan Budaya Indonesia?

Vigiliadelainmaculada – Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, dan keadaan saat ini yang berjalan statis, manusia membutuhkan hiburan untuk melepas penat. Dewasa ini, kebutuhan manusia tidak terbatas pada sandang, pangan, dan papan.

Kebutuhan hiburan sangat penting di masa pandemi seperti ini, terutama bagi remaja Indonesia yang mungkin sudah bosan dengan aktivitasnya seperti kelas online, pekerjaan rumah dan aktivitas di rumah. Dengan adanya K-Pop (Korean pop) atau musik pop Korea, ini bisa menjadi wadah untuk menyalurkan kejenuhan itu.

Selama 20 tahun terakhir, budaya Korea telah berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia. Fenomena yang marak saat ini adalah fenomena Korean wave atau Hallyu yang tak kalah menariknya dengan musik Barat. Korean wave sepertinya memiliki daya magis tersendiri bagi para remaja milenial, karena download lagu yang menampilkan negara Korea Selatan memiliki warna dan gaya yang berbeda dari musik kebanyakan.

Pemerintah Korea Selatan sendiri sudah lama memberikan perhatian khusus pada industri musiknya. Korea Selatan saat ini berada di antara 10 ekonomi terkuat di dunia, di seluruh pasar film dan musik. Apalagi Korea Selatan merupakan salah satu negara yang berhasil menyebarkan budayanya ke dunia setelah Amerika dan Jepang.

Di Indonesia, Korean wave atau demam Hallyu telah menyebar ke semua lapisan masyarakat, mulai dari anak sekolah hingga ibu rumah tangga. Demam Korea ini ditularkan melalui budaya pop Korea melalui media sosial dan disiarkan melalui jaringan internet dan televisi.

Maraknya budaya K-Pop saat ini menjadi topik hangat yang sering diperbincangkan di banyak kalangan. Indonesia adalah salah satu dari banyak negara yang paling terpengaruh oleh budaya K-Pop. Budaya K-Pop banyak diminati di berbagai kalangan masyarakat, bukan hanya karena penampilan artisnya yang menawan, tetapi juga karena ragam musik yang disuguhkan, mulai dari pop, R&B, hip hop dan rock.

Apalagi yang membuat K-Pop bisa mengamuk secara global seperti saat ini, juga karena industri Korea Selatan bisa membaca potensi pasar global. Alhasil, musik yang dihasilkan lebih kekinian dan dinamis untuk menghadirkan inovasi sejati dengan platform yang lebih canggih.

Sebut saja K-Pop sebagai salah satu senjata Negeri Ginseng untuk menyebarkan budaya dan pemahamannya, atau sebut saja imperialisme budaya. Imperialisme sendiri merupakan kebijakan dimana suatu negara besar dapat menguasai wilayah atau negara lain. Imperialisme budaya dipengaruhi oleh meningkatnya globalisasi,

di sinilah negara maju akan lebih mudah menyebarkan budaya ke negara berkembang, karena negara berkembang lebih mungkin terkena seperti Indonesia. Pada tahun 2019, disebutkan di platform Twitter bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga setelah Thailand dan Korea Selatan untuk negara yang paling banyak men-tweet tentang artis K-Pop.

Indonesia menjadi salah satu target penting penyebaran budaya Korea. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi budaya asli Indonesia.
Melihat fenomena penyebaran K-Pop di Indonesia, bisa menjadi hal negatif bagi masyarakat yang tidak menyikapinya dengan bijak. Dampaknya adalah orang Indonesia yang mungkin kehilangan kepribadian dan identitasnya karena terlalu fokus pada K-Pop. Hal ini dapat dilihat pada remaja milenial yang tingkat emosinya masih labil, sedangkan mereka yang terlalu fanatik K-Pop, akhirnya melupakan identitasnya.

Banyak contoh kehidupan milenial saat ini yang mengikuti gaya Korea, mulai dari pakaian, gaya rambut, makeup, aksesoris, hingga bahasa yang digunakan saat berinteraksi dengan teman sebaya. Sangat miris jika membayangkan, para penerus bangsa lebih mencintai dan memahami budaya negara lain daripada negaranya sendiri.

Keberadaan Korean wave di Indonesia yang sudah sangat penting harus menjadi motivasi nyata untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sebab, pada dasarnya K-Pop tidak memiliki unsur mengajak masyarakat melupakan identitas publik hingga melupakan budaya negara sendiri. Bahkan K-Pop sendiri sangat menarik untuk dipelajari dan dapat menginspirasi para penggemarnya.

Apalagi bagi anak muda Indonesia, ketika dipengaruhi oleh budaya lain yang masuk ke Indonesia, kita punya filternya, yaitu budaya kita sendiri. Budaya Indonesia tak kalah menarik dari K-Pop, asalkan remaja milenial bisa menebusnya.

Indonesia sendiri memiliki nilai jual yang tidak kalah menarik dengan budaya Korea Selatan, namun strategi penyebarannya belum cukup dalam skala global. Oleh karena itu, sebagai generasi muda milenial yang merupakan penerus bangsa kita, kita harus mampu menjadi ujung tombak penyebaran budaya Indonesia di kancah internasional secara akurat dan efektif.

Misalnya, Dita Karang adalah salah satu remaja Indonesia pertama yang menjadi anggota girl group Secret Number.

Tentunya hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi negara Indonesia, tidak jarang Dita Karang juga memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada para penggemarnya yang tidak hanya orang Indonesia atau Korea, tetapi juga internasional.

Dengan ini, Anda bisa meningkatkan popularitas Indonesia di mata dunia.